Sabtu, 06 Juli 2024

SISTEM PENGENDALIAN MANANJEMEN (Pertanyaan Diskusi)

 

TUGAS INDIVIDU

NAMA : WA ODE YAMISA HALTI TUANI

NIM : B1C120079

Pertanyaan Pertanyaan Diskusi Materi Perencanaan Dan Strategi Implementasi

 

Kelompok 1

Nama  : Siti Israwati

Pertanyaan :

Jelaskan apa saja kendala dalam formulasi strategi & bagaimana cara manajemen mengatasi kendala-kendala dalam formulasi strategi tersebut?

Jawaban :

Kendala-kendala dalam Formulasi Strategi :

1.     Kurangnya informasi: Salah satu kendala utama dalam formulasi strategi adalah kurangnya informasi yang akurat dan lengkap. Manajemen perlu mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk menganalisis situasi pasar, tren industri, pesaing, dan kekuatan internal perusahaan. Cara mengatasi kendala ini adalah dengan melakukan riset pasar yang komprehensif, memanfaatkan data internal perusahaan, menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), dan bekerja sama dengan ahli industri atau konsultan strategi.

2.     Perubahan lingkungan bisnis yang cepat: Lingkungan bisnis yang terus berubah dapat menjadi kendala dalam formulasi strategi. Perubahan teknologi, pergeseran preferensi konsumen, regulasi pemerintah, atau perubahan kondisi ekonomi dapat mempengaruhi strategi yang telah dirumuskan. Manajemen perlu mengadopsi pendekatan yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun kemampuan perusahaan untuk beradaptasi, mengikuti perkembangan tren pasar, menjaga koneksi dengan pelanggan dan mitra bisnis, serta melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi secara berkala.

3.     Ketidakpastian dan risiko: Lingkungan bisnis penuh dengan ketidakpastian dan risiko. Hal ini dapat menghambat formulasi strategi yang efektif karena manajemen harus menghadapi banyak variabel yang sulit diprediksi dan mengantisipasi dampaknya. Untuk mengatasi kendala ini, manajemen perlu melakukan analisis risiko menyeluruh, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko potensial, serta mengembangkan rencana kontinjensi untuk menghadapi kemungkinan skenario buruk. Diversifikasi portofolio produk atau pasar, menciptakan kemitraan strategis, atau melibatkan para ahli dalam proses pengambilan keputusan strategis juga dapat membantu mengurangi risiko.

4.     Konflik kepentingan internal: Dalam perusahaan yang besar, formulasi strategi dapat menghadapi kendala berupa konflik kepentingan antara berbagai departemen atau kelompok di dalam organisasi. Setiap departemen atau kelompok mungkin memiliki tujuan dan prioritas yang berbeda, yang dapat menyulitkan mencapai konsensus dalam formulasi strategi. Untuk mengatasi kendala ini, manajemen harus memastikan adanya komunikasi yang baik antara departemen, melibatkan pihak yang terkait dalam proses pengambilan keputusan strategis, menciptakan visi dan tujuan yang jelas, serta mempromosikan kerjasama dan kolaborasi.

5.     Keterbatasan sumber daya: Sumber daya yang terbatas seperti anggaran, tenaga kerja, dan infrastruktur dapat menjadi kendala dalam formulasi strategi yang efektif. Manajemen perlu melakukan alokasi sumber daya yang bijaksana, memprioritaskan inisiatif strategis yang paling penting

Untuk mengatasi kendala-kendala dalam formulasi strategi, manajemen dapat menerapkan beberapa langkah berikut:

1.     Meningkatkan pemahaman tentang lingkungan bisnis: Manajemen harus melaksanakan riset pasar yang komprehensif, memantau tren industri, dan mengumpulkan data dan informasi yang relevan tentang lingkungan bisnis. Dengan pemahaman yang mendalam tentang pasar, pesaing, dan perubahan lingkungan, manajemen dapat mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi perusahaan.

2.     Mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana: Manajemen harus melakukan penilaian yang cermat tentang sumber daya yang tersedia dan mengalokasikannya secara efisien. Hal ini melibatkan prioritisasi proyek dan inisiatif strategis yang memiliki dampak terbesar terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Jika sumber daya terbatas, manajemen dapat mencari opsi kreatif seperti kemitraan strategis, penggunaan teknologi yang lebih efisien, atau kolaborasi dengan pihak ketiga.

3.     Mengembangkan fleksibilitas strategis: Manajemen harus mengadopsi pendekatan yang responsif dan fleksibel dalam merumuskan strategi. Ini termasuk mempertimbangkan skenario alternatif, melakukan pemantauan yang berkelanjutan terhadap perubahan lingkungan, dan melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi secara berkala. Fleksibilitas strategis memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan yang tidak terduga dan menjaga keunggulan kompetitif.

4.     Membangun komunikasi dan kolaborasi yang baik: Manajemen harus memastikan adanya komunikasi yang efektif dan kolaborasi antara departemen dan kelompok di dalam organisasi. Ini membantu dalam mengatasi perbedaan visi dan tujuan serta memfasilitasi pemahaman yang bersama tentang arah strategis perusahaan. Membuat forum diskusi strategis, melibatkan pemangku kepentingan yang relevan dalam proses pengambilan keputusan, dan membangun budaya kerja yang mendorong kerjasama dapat membantu mengatasi kendala ini.

5.     Meningkatkan kemampuan dan pengalaman: Manajemen dapat meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam formulasi strategi melalui pelatihan dan pengembangan, konsultasi dengan ahli strategi, dan pembelajaran dari praktik terbaik dalam industri. Membentuk tim strategis yang beragam dan inklusif juga dapat membantu menghadapi kendala ini, dengan menggabungkan pemikiran dan perspektif yang berbeda.

6.     Menerapkan proses perencanaan strategis yang terstruktur: Manajemen perlu mengadopsi pendekatan yang terstruktur dan metodis dalam formulasi strategi. Ini melibatkan penggunaan alat analisis strategis seperti analisis SWOT, analisis PESTEL, dan analisis Five Forces Porter. Dengan memiliki proses perencanaan strategis yang terstruktur, manajemen dapat mengidentifikasi masalah, mengevaluasi alternatif strategi, dan membuat keputusan berdasarkan data dan analisis yang solid

Kelompok 3

Nama : Yeti Purnama

Nim : B1C120082

Pertanyaan :

Jelaskan Faktor-Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam implementasi strategi pada perusahaan?

Jawaban :

Implementasi strategi pada perusahaan dapat menghadapi berbagai faktor penghambat yang dapat mempengaruhi keberhasilannya. Berikut ini adalah beberapa faktor utama yang sering menjadi penghambat dalam implementasi strategi perusahaan:

1.     Resistensi terhadap Perubahan: Salah satu faktor utama yang menghambat implementasi strategi adalah resistensi terhadap perubahan. Karyawan atau tim manajemen yang tidak menerima perubahan atau merasa tidak nyaman dengan perubahan tersebut dapat menghambat kemajuan strategi. Resistensi ini mungkin timbul karena kekhawatiran akan perubahan pekerjaan, ketidakpastian, atau kehilangan keuntungan yang telah diperoleh.

2.     Kekurangan Sumber Daya: Implementasi strategi seringkali membutuhkan alokasi sumber daya yang cukup, seperti dana, tenaga kerja, teknologi, atau infrastruktur yang memadai. Jika perusahaan mengalami kekurangan sumber daya yang diperlukan, maka implementasi strategi dapat terhambat. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk melaksanakan kegiatan strategis yang direncanakan secara efektif.

3.     Ketidakjelasan Visi dan Tujuan: Jika visi dan tujuan strategis tidak jelas atau tidak dipahami dengan baik oleh seluruh anggota organisasi, implementasi strategi akan sulit dilakukan. Tanpa pemahaman yang jelas tentang arah yang diinginkan, karyawan mungkin kebingungan atau kurang termotivasi untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan strategi yang ditetapkan.

4.     Koordinasi dan Komunikasi yang Kurang: Koordinasi yang buruk dan kurangnya komunikasi antara berbagai departemen atau tim dalam perusahaan dapat menghambat implementasi strategi. Jika informasi tidak mengalir dengan baik atau tidak ada kolaborasi yang efektif antara unit bisnis, bagian yang berbeda, atau tingkatan manajemen yang berbeda, implementasi strategi akan terhambat.

5.     Ketidakmampuan dalam Mengubah Budaya Perusahaan: Implementasi strategi yang sukses seringkali melibatkan perubahan budaya perusahaan. Jika perusahaan tidak mampu mengubah budaya yang ada untuk mendukung strategi baru, maka implementasi strategi akan terhambat. Budaya yang kuat atau kebiasaan lama yang sulit diubah dapat menghambat upaya implementasi strategi.

6.     Ketidakmampuan dalam Mengukur dan Mengelola Kinerja: Penting untuk memiliki metrik dan pengukuran yang jelas dalam mengimplementasikan strategi perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki sistem yang efektif untuk mengukur dan mengelola kinerja terkait dengan tujuan strategis, sulit untuk menentukan apakah strategi tersebut berhasil atau tidak. Kurangnya pemantauan kinerja yang efektif dapat menghambat kemajuan strategi.

7.     Perubahan Eksternal yang Tidak Terduga: Lingkungan bisnis yang dinamis seringkali menghadirkan perubahan eksternal yang tidak terduga, seperti perubahan kebijakan pemerintah, fluktuasi pasar, atau perkembangan teknologi.

 

Kelompok 4

Nama : Andika Ardiansyah

Nim : 092

Pertanyaan :

Mengenai perencanaan strategis, Apa faktor utama yang bisa menghambat perusahaan dalam proses perencanaan strategis ini dan bagaimana upaya perusahaan dalam mengatasinya ?

Jawaban :

Ada beberapa faktor utama yang dapat menghambat perusahaan dalam proses perencanaan strategis. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1.     Ketidakjelasan visi dan tujuan: Jika perusahaan tidak memiliki visi yang jelas atau tujuan yang terdefinisi dengan baik, proses perencanaan strategis dapat menjadi sulit. Kurangnya pemahaman tentang arah strategis perusahaan dapat menghambat pengambilan keputusan yang efektif dalam merumuskan strategi.

2.     Kurangnya pemahaman pasar: Kekurangan pemahaman tentang pasar, tren industri, dan kebutuhan pelanggan dapat menghambat perusahaan dalam merumuskan strategi yang tepat. Tanpa pemahaman yang memadai tentang lingkungan bisnis, perusahaan mungkin gagal mengidentifikasi peluang atau mengantisipasi ancaman yang mungkin timbul.

3.     Keterbatasan sumber daya: Jika perusahaan menghadapi keterbatasan sumber daya, seperti anggaran terbatas, kurangnya tenaga kerja yang berkualitas, atau infrastruktur yang tidak memadai, hal ini dapat menghambat proses perencanaan strategis. Perusahaan mungkin harus membuat pilihan yang sulit dalam alokasi sumber daya, dan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk merencanakan dan melaksanakan strategi dengan efektif.

4.     Ketidakmampuan beradaptasi: Perusahaan yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis atau mengantisipasi pergeseran tren industri mungkin menghadapi hambatan dalam proses perencanaan strategis. Kemampuan untuk mengidentifikasi perubahan, mengevaluasi dampaknya, dan menyesuaikan strategi dengan cepat sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.

5.     Kurangnya dukungan dari manajemen dan karyawan: Proses perencanaan strategis yang efektif membutuhkan dukungan penuh dari manajemen puncak dan karyawan di semua tingkatan perusahaan. Kurangnya komitmen atau partisipasi dari pihak-pihak yang terlibat dapat menghambat pelaksanaan strategi yang direncanakan.

6.     Keterlambatan dalam pengambilan keputusan: Keputusan yang lambat atau terhambat dapat menghambat proses perencanaan strategis. Jika ada kelembaman dalam proses pengambilan keputusan, kesempatan strategis mungkin terlewatkan, dan perusahaan dapat kehilangan keunggulan kompetitif.

7.     Kurangnya pemantauan dan evaluasi: Perusahaan yang tidak melibatkan pemantauan dan evaluasi yang terus-menerus terhadap implementasi strategi dapat mengalami kesulitan dalam mengevaluasi keberhasilan strategi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Tanpa pemantauan yang efektif, perusahaan tidak dapat melihat apakah strategi yang direncanakan berjalan sesuai yang diharapkan atau perlu adanya perubahan.

Kelompok 6

Nama : Githa Nurul Nabilah

Nim : B1C120127

Pertanyaan :

Bagaimana perencanaan strategis dapat membantu dalam pengembangan sistem pengendalian manajemen yang efektif dalam suatu organisasi atau perusahaan? serta bagaimana perencanaan tersebut dapat membantu dalam pengelolaan risiko strategis dan integrasinya dalam sistem pengendalian manajemen?

Jawaban :

Perencanaan strategis berperan penting dalam pengembangan sistem pengendalian manajemen yang efektif dalam suatu organisasi atau perusahaan. Berikut adalah beberapa cara di mana perencanaan strategis dapat membantu dalam pengembangan sistem pengendalian manajemen yang efektif:

1.     Menetapkan Tujuan dan Sasaran: Perencanaan strategis membantu organisasi atau perusahaan dalam menetapkan tujuan dan sasaran jangka panjang. Tujuan ini memberikan panduan yang jelas bagi sistem pengendalian manajemen, karena mereka harus dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.

2.     Mengidentifikasi Kinerja yang Diinginkan: Dalam perencanaan strategis, organisasi atau perusahaan menentukan kinerja yang diinginkan. Hal ini melibatkan penetapan standar dan target yang realistis untuk berbagai aspek operasional dan keuangan. Sistem pengendalian manajemen kemudian dapat

Perencanaan yang baik dapat membantu dalam pengelolaan risiko strategis dan integrasinya dalam sistem pengendalian manajemen dengan beberapa cara berikut:

1.     Identifikasi risiko: Perencanaan yang efektif mencakup identifikasi risiko potensial yang mungkin dihadapi oleh organisasi. Ini melibatkan penilaian menyeluruh terhadap lingkungan internal dan eksternal organisasi untuk mengidentifikasi ancaman dan peluang yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan strategis. Dengan mengidentifikasi risiko secara tepat, organisasi dapat mengantisipasi dan mengatasi masalah yang mungkin timbul.

2.     Analisis risiko: Setelah risiko diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menganalisis dampak potensial dan probabilitas terjadinya. Perencanaan yang baik akan mencakup analisis risiko yang komprehensif untuk memahami implikasi dari setiap risiko terhadap tujuan strategis organisasi. Dengan pemahaman yang baik tentang risiko-risiko ini, organisasi dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk mengurangi risiko atau memanfaatkan peluang yang ada.

3.     Pengembangan rencana mitigasi risiko: Perencanaan yang baik harus mencakup rencana mitigasi risiko yang efektif. Ini berarti mengembangkan tindakan yang spesifik untuk mengurangi dampak risiko yang diidentifikasi atau memanfaatkan peluang yang terkait dengan risiko tersebut. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah yang jelas, tanggung jawab yang ditetapkan, dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan mitigasi tersebut.

4.     Integrasi dalam sistem pengendalian manajemen: Perencanaan risiko strategis harus terintegrasi dalam sistem pengendalian manajemen organisasi. Ini mencakup pemantauan, pelaporan, dan tindakan korektif yang terkait dengan risiko. Informasi mengenai risiko dan tindakan mitigasi harus dilacak dan dilaporkan secara teratur kepada manajemen untuk memastikan bahwa risiko diidentifikasi dan dikelola dengan baik.

5.     Pengukuran dan evaluasi kinerja: Perencanaan risiko strategis harus mencakup metrik dan indikator kinerja yang relevan untuk mengukur keberhasilan dalam mengelola risiko. Ini memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi efektivitas strategi mitigasi yang diimplementasikan dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau penyesuaian.

 

Kelompok 5

Nama : Darmawan

Nim :   B1C120106

Peranyaan :

·       Menurut kelompok anda apakah sistem pengendalian manajemen merupakan suatu keharusan pada perusahaan yang mempraktekkan sentralisasi?

·       Serta Jelaskan bagaimana dengan menganalisis program baru yang di usulkan dan menganalisis program2 yang sedang berjalan dapat mengatasi masalah pengendalian di organisasi atau perusahaan?

Jawaban :

·       Sistem pengendalian manajemen tidak secara eksklusif menjadi suatu keharusan pada perusahaan yang menerapkan sentralisasi. Sistem pengendalian manajemen merujuk pada proses yang melibatkan perencanaan, pengawasan, dan evaluasi kinerja perusahaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sentralisasi adalah model pengorganisasian di mana keputusan penting dan wewenang terkonsentrasi di tingkat manajemen yang lebih tinggi, sementara tingkat operasional lebih rendah memiliki tingkat wewenang yang lebih terbatas. Sentralisasi bisa saja memiliki sistem pengendalian manajemen yang kuat, tetapi hal ini bukanlah keharusan.

Namun demikian, dalam banyak kasus, perusahaan yang menerapkan sentralisasi dapat mendapatkan manfaat yang signifikan dari sistem pengendalian manajemen yang baik. Dalam lingkungan yang terpusat, penggunaan sistem pengendalian manajemen yang efektif dapat membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil di tingkat manajemen yang lebih tinggi konsisten dengan tujuan organisasi, serta memastikan pengawasan yang efisien terhadap operasi yang beragam.

Sistem pengendalian manajemen dapat membantu dalam penilaian kinerja, identifikasi masalah, pengukuran hasil, pengaturan standar kinerja, pengawasan, dan penyesuaian strategi jika diperlukan. Ini membantu manajemen pusat untuk memantau dan mengendalikan berbagai aspek operasional perusahaan secara efisien, yang bisa menjadi kunci keberhasilan dalam model sentralisasi.

Dalam kesimpulannya, meskipun sistem pengendalian manajemen tidak wajib dalam konteks sentralisasi, perusahaan yang menerapkan sentralisasi sering kali mendapat manfaat dari penggunaannya dalam mengendalikan operasi yang beragam dan mencapai tujuan organisasi secara efektif.

·       Menganalisis program baru yang diusulkan dan program-program yang sedang berjalan dapat membantu mengatasi masalah pengendalian di sebuah organisasi atau perusahaan dengan beberapa cara berikut:

1.     Evaluasi Efektivitas: Dengan menganalisis program baru yang diusulkan dan program-program yang sedang berjalan, Anda dapat menilai sejauh mana program-program tersebut efektif dalam mencapai tujuan organisasi. Analisis ini membantu mengidentifikasi program yang tidak efektif atau tidak relevan, sehingga memungkinkan organisasi untuk melakukan perubahan yang diperlukanuntuk meningkatkan kinerja.

2.     Identifikasi Kelemahan: Melalui analisis, Anda dapat mengidentifikasi kelemahan atau kekurangan dalam program-program yang sedang berjalan. Misalnya, Anda dapat menemukan bahwa ada kekurangan dalam sistem pengawasan atau proses pelaporan yang menyebabkan masalah pengendalian. Dengan mengetahui kelemahan ini, organisasi dapat mengambil tindakan perbaikan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

3.     Pengembangan Program Pengendalian Baru: Analisis program baru yang diusulkan memungkinkan Anda untuk mengidentifikasi peluang untuk mengembangkan program pengendalian baru yang lebih efektif. Anda dapat mempertimbangkan penggunaan teknologi baru, metode pengawasan yang lebih baik, atau perubahan proses bisnis untuk meningkatkan pengendalian di organisasi. Dengan mengimplementasikan program pengendalian baru yang lebih baik, organisasi dapat mengurangi risiko, menghindari kehilangan atau penyelewengan, dan meningkatkan kepatuhan.

4.     Pengoptimalan Sumber Daya: Menganalisis program-program yang sedang berjalan membantu mengidentifikasi alokasi sumber daya yang tidak efisien atau tidak sesuai dengan kebutuhan pengendalian. Anda dapat mengevaluasi efisiensi penggunaan sumber daya seperti waktu, tenaga kerja, dan anggaran. Dengan melakukan analisis ini, organisasi dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan menghindari pemborosan yang tidak perlu.

5.     Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Analisis program-program yang sedang berjalan juga memungkinkan organisasi untuk melakukan pemantauan dan evaluasi berkelanjutan terhadap kinerja pengendalian mereka. Dengan memantau dan mengevaluasi program secara teratur, organisasi dapat mengidentifikasi perubahan lingkungan atau kebutuhan yang mungkin mempengaruhi pengendalian mereka. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengambil tindakan proaktif untuk mengatasi masalah pengendalian yang muncul seiring waktu.

Secara keseluruhan, menganalisis program baru yang diusulkan dan program-program yang sedang berjalan membantu organisasi atau perusahaan dalam mengidentifikasi kelemahan, memperbaiki pengendalian yang ada, mengembangkan program pengendalian baru, mengoptimalkan sumber daya, dan melakukan pemantauan yang berkelanjutan. Dengan demikian, analisis ini berperan penting dalam mengatasi masalah pengendalian dan meningkatkan kinerja organisasi.

 

 

 

Kamis, 02 Desember 2021

MATERI AKUNTANSI BIAYA

 

TUGAS INDIVIDU

RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI BIAYA

DARI REFENSI BEBERAPA BUKU

 

  

 

DOSEN MATA KULIAH

Dr. Intihanah,SE.,M.SI.

 

DISUSUN OLEH

Wa Ode Yamisa Halti Tuani

 

NIM

B1C120079

 

UNIVERSITAS HALUOLEO

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2021/2022

AKUNTANSI BIAYA

 

Buku Akuntansi Biaya, Terbitan Aditya Media Publishing

 

A.    Pengertian akuntansi biaya

 

Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk I 1 I atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya. Objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan, yaitu untuk pihak ekstern perusahaan dan pihak intern perusahaan.

 

Menurut Hongren, Datar dan Rajan (2015:26) cost accounting is the process of measuring, analyzing, and reporting financial and non financial information related to the costs of acquiring or using resources in an organization. Dalam proses mencatat, menggolongkan, meringkas dan menyajian, serta menafsirkan informasi biaya sangat dipengaruhi untuk siapa proses tersebut ditujukan, apakah untuk pihak ekstern perusahaan ataukah pihak intern perusahaan. Pada dasarnya akuntansi biaya kebanyakan digunakan untuk perusahaan manufaktur, namun saat ini setiap jenis dan berbagai organisasi dengan berbagai ukuran banyak yang telah menggunakan konsep akuntansi biaya dan teknik-tekniknya. Sebagai contoh prinsip-prinsip akuntansi biaya banyak diaplikasikan oleh institusi keuangan, perusahaan transportasi seperti penerbangan, kereta api, bus, sekolah, universitas, unit pemerintahan, sama baiknya mereka memperlakukan biaya non manufaktur pada perusahaan manufaktur.

 

B.     Konsep Akuntansi biaya

 

Dalam bukunya Akuntansi Biaya, Milton F. Usry dan Hammer (1991, 25) menjelaskan bahwa istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan kebutuhan para akuntan, ekonom dan insinyur. Para akuntan mendefinisikan biaya sebagai “suatu nilai tukar prasyarat”, pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masa mendatang.

 

” Istilah “biaya” (cost) seringkali diartikan sama dengan “beban” (expense). Namun, “beban dapat didefinisikan sebagai arus keluar barang atau jasa, yang akan dibebankan/ ditandingkan (matched) dengan pendapatan (revenue) untuk menentukan laba (income), atau;.....pengurangan aktiva bersih akibat digunakannya jasajasa ekonomis untuk menciptakan pendapatan atau karena pengenaan pajak oleh badan-badan pemerintah. Beban dihitung menurut jumlah penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produksi dan pengiriman barang serta pemberian jasa.... dalam arti terluas, beban mencakup “biaya yang telah habis dipakai (expired) yang dapat dikurangkan dari pendapatan.

 

C.     Peranan Akuntansi Biaya

 

Pada awalnya, akuntansi biaya dianggap membantu perusahaan dalam melakukan perhitungan biaya persediaan untuk disajikan dalam neracaan dalam memperhitungkan harga pokok penjualan dalam perhitungan rugi laba. Akan tetapi saat ini, akuntansi biaya digunakan pihak manajemen sebagai perangkat akuntansi dalam melakukan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta sebagai alat bantu dalam membuat keputusan rutin maupun keputusan strategik. Secara ringkas, proses pengumpulan, penyajian dan analisis informasi biaya sangat membantu manajemen dalam mencapai tugas-tugas berikut:

·         menyusun dan melaksanakan rencana serta anggaran operasi dalam kondisi yang ekonomis dan bersaing.

·         menetapkan metode kalkulasi biaya yang menjamin adanya pengendalian, pengurangan biaya dan perbaikan mutu.

·         mengendalikan jumlah persediaan secara fisik, dan menentukan biaya dari masing-masing barang dan jasa yang diproduksi untuk tujuan penentuan harga dan untuk mengevaluasi prestasi suatu produk, departemen, atau divisi.

·         menghitung biaya dan laba perusahaan untuk periode akuntansi tahunan atau periode yang lebih singkat, termasuk untuk pelaporan pajak.

·         memilih dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang yang bisa menaikkan pendapatan atau menurunkan biaya.

 

D.    Akumulasi Biaya

 

Beberapa dari sistem biaya yang disebutkan di atas mungkin digunakan dengan metode kalkulasi biaya pesanan, kalkulasi biaya Biaya proses, atau dengan metode akumulasi biaya lainnya. Ada dua metode akumulasi biaya yang digunakan secara luas yaitu:

·         Kalkulasi Biaya Pesanan

Yaitu biaya-biaya diakumulasikan oleh barang pesanan atau barang spesifik pelanggan. Metode ini digunakan pada saat produk yang dihasilkan dalam sebuah departemen atau pusat biaya beraneka ragam, dan hal ini mensyaratkan kemungkinan mengidentifikasi-kan secara fisik barang yang diproduksi dan membebankan masing-masing barang dengan biayanya sendiri. Kalkulasi biaya pesanan dapat diterapkan pada pembuatan barang pesanan di pabrik, usaha bengkel kerja, dan bengkel perbaikan; yang dikerjakan oleh pemborong

·         Kalkulasi Biaya Proses

Metode ini digunakan pada saat semua unit yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya pada dasamya sama, atau pada saat tidak ada keperluan untuk membedakan unit-unit produk tersebut. Pada dasarnya, kalkulasi biaya proses mengakumulasikan semua biaya dari mengoperasikan suatu proses dalam periode waktu tertentu, dan membagi biaya-biaya dengan jumlah unit produk yang melewati proses tersebut selama periode bersangkutan. Hasilnya adalah bentuk biaya per unit. Karena sifat dari keluaran dan akumulasi biaya, produk dari satu proses mungkin menjadi bahan pada proses selanjutnya dalam kasus di mana biaya per unit harus dihitung untuk masingmasing proses. Metode biaya proses dapat diterapkan untuk industri-industri seperti pabrik tepung, pabrik bir, pabrik kimia, dan pabrik tekstil dengan satu atau beberapa jenis produk yang jumlahnya besar.

 

DAFTAR PUSTAKA

Kurnia Ekasari, Hesti Wahyuni dkk. 2017. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media Publishing

Buku Akuntansi Biaya, Terbitan Grand Media Medan

 

A.    Pengertian akuntansi biaya

 

Definisi akuntansi biaya menurut institute of management accounting dalam Jesse T. Barfield, et. al., bahwa: “... a technique or method for determining the cost of a project, process, or thing ... This cost is determining by direct measurement, arbitrary assignment, or systematic and rational allocation” Sistem akuntansi biaya adalah proses untuk menelusuri berbagai biaya masukan (input) ke pengeluaran (output) perusahaan seperti produk atau jasa. Proses ini digunakan oleh bentuk akuntansi tradisional melalui pencatatan buku – mulai dari jurnal, dan akun buku besar. Akun- akun yang mengandung sistem akuntansi biaya dan manajemen adalah penjualan, pembelian (bahan baku dan aset tanaman), produksi dan persediaan, perorangan, gaji, pengiriman, keuangan dan manajemen dana. Tidak semua informasi biaya dimasukkan ke laporan keuangan. Sejalan dengan itu, tidak semua informasi akuntansi keuangan berguna bagi manajer dalam melakukan fungsi pekerjaan sehari-hari.

 

Akuntansi biaya dibuat tumpang tindih antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya berhubungan dengan akuntansi keuangan dalam hal penyediaan informasi biaya produk untuk akuntansi keuangan, dan untuk akuntansi manajemen menyediakan beberapa kuantitatif, manajer sistem berdasarkan biaya memerlukannya untuk melakukan tugas-tugasnya. Akuntansi biaya bisa tumpang tindih disebabkan sistem akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen harus mampu berbicara dan bergabung dengan bentuk jaringan informasi. Ada 2 (dua) sistem artikulasi, akuntan harus mampu mengerti bagaimana akuntansi biaya untuk laporan keuangan dan mendukung informasi manajemen yang diperlukan. Perusahaan yang tidak berbentuk manufaktur tidak perlu menguraikan sistem akuntansi biaya. Untuk perusahaan jasa perlu untuk mengerti berapa besar biaya jasa sehingga dapat membedakan biaya yang efektif yang dipakai pada aktivitas bisnis.

 

B.     Konsep Akuntansi biaya

 

Menurut Carter dan Usry, akuntansi biaya adalah perhitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, , serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis. Akuntansi biaya pada umumnya mempunyai empat fungsi yang berbeda yaitu:

·         Fungsi penentuan biaya (Cost Finding)

·         Fungsi pencatatan biaya (Cost Recording)

·         Fungsi penganalisaan biaya (Cost Analyzing)

·         Fungsi pelaporan biaya (Cost Rerportingi)

 

Suatu perusahaan dalam melakukan sistem akuntansi biaya biasanya terlebih dahulu menentukan biaya dari suatu produk atau kegiatan tertentu. Walaupun semua fungsi akuntansi biaya penting, namun penentuan biaya dipandang paling kritis. Ini disebabkan karena fungsi-fungsi akuntansi biaya lainnya bergantung pada penentuan biaya. Di dalam sistem akuntansi biaya yang paling sering dibahas adalah mengenai prosedur-prosedur dan teknikteknik penentuan biaya. Sebuah sistem akuntansi biaya merupakan bahagian yang menyatu dari sistem akuntansi perusahaan dimana biaya-biaya dicatat pada buku jurnal. Setelah dicatat dalam buku jurnal, kemudian dipindahbukukan (posting) ke buku besar (general ledger).Data biaya biasanya disiapkan oleh seorang akuntan. Akuntan yang biasanya yang paling mampu untuk menganalisa informasi biaya dalam memecahkan permasalahan-permasalahan, merencanakan kegiatan-kegiatan dan memberikan tanggapan kepada manajemen. Analisa biaya yang tepat digunakan tergantung kepada pemahaman atas metode-metode yang digunakan dalam akuntansi biaya.

 

C.     Peranan Akuntansi Biaya

 

Sistem akuntansi biaya sangat dibutuhkan dalam dunia nyata suatu perusahaan seperti bank, pemerintah, dan lain-lain. Metode pabrikasi suatu produk, perdagangan suatu produk ataupun pemberian jasa suatu perusahaan dilakukan dengan bantuan komputer, sehingga sangat berdampak pada sistem akuntansi biaya. Manfaat sistem akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya. Biaya-biaya biasanya dilaporkan secara rinci pada kebanyakan laporan-laporan akuntansi untuk kebutuhan inter/ manajemen, dan dilaporkan secara menyeluruh pada laporan-laporan akuntansi untuk kebutuhan ekstern. Laporan-laporan biaya biasanya yang paling banyak dan ini digunakan untuk keperluan intern manajemen. Informasi yang diperoleh dari sistem informasi akuntansi biaya akan berbeda-beda. Oleh karena itu, informasi biaya ini harus dapat dibandingkan dengan pendapatan dari berbagai tindakan alternatif yang akan dipilih oleh manajemen.

 

Informasi biaya yang diperoleh tersebut dapat dipakai oleh manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, terutama yang menyangkut masalah-masalah khusus seperti membuat produk baru, menghentikan atau meneruskan suatu produk tertentu, menerima atau menolak pesanan khusus, membeli atau membuat sendiri bahan baku, dan, menjual langsung atau diproses lebih lanjut untuk produk bersama. Tujuan daripada sistem akuntansi biaya adalah:

·         Memberikan data biaya untuk penentuan laba dan penilaian persediaan.

·         Memberikan informasi yang diperlukan bagi pelaksanaan pengawasan kegiatan dan biaya perusahaan oleh manajemen.

·         Memberikan informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pembuatan keputusan oleh manajemen.

 

D.    Akumulasi Biaya

 

Akumulasi biaya merupakan sebuah metode untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk sebuah produk dan juga jasa atau menyangkut suatu hal. Metode yang dipakai untuk membedakan biaya itu biasanya adalah sesuai dengan kepentingan daripada bisnis tersebut. Tetapi prinsip dasar membedakan biaya tersebut akan sama untuk setiap metode. Pilihan metode biaya yang dipakai biaya harus sesuai dengan tujuan bisnis. Ada 2 (dua) pendekatan dasar metode biaya, yaitu:

·         Metode biaya pesanan (Job Costing/ Specific Order)

Pada sistem ini, yang menjadi objek biaya adalah unit produk individual, batch atau kelompok produk dalam satu pesanan. Umumnya manajer akan menghendaki adanya informasi mengenai berapa harga pokok produk untuk setiap jenis produk/ batch/ kelompok atau setiap kelompok pesanan, karena setiap pesanan/ kelompok pesanan tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda. Metode ini biasanya digunakan untuk produk yang pesanannya tinggi dan dalam jumlah banyak, yang bentuknya adalah unit, dan biaya masing-masing akan tinggi. Contohnya adalah Laundry, kontruksi bangunan, rumah sakit, dan lain-lain.

·         Metode biaya proses (Process Costing/ Continous Operation)

Perhitungan harga pokok proses merupakan sistem pengumpulan biaya produksi menurut departemen atay pusat biaya selama satu periode. Perhitungan harga pokok proses merupakan cara menentukan besarnya biaya produksi yang terjadi setiap periode yang akan dialokasikan ke produk baik produk jadi maupun produk yang belum jadi dalam suatu departemen yang bersangkutan. Metode harga pokok proses digunakan oleh perusahaanperusahaan yang produknya bersifat masal seperti pabrik kimia, produk semen, produk gula dan lain-lain.

 

                      

 

Kedua metode biaya ini digunakan untuk mengumpulkan data biaya dan untuk alokasi biaya-biaya ke harga pokok produksi. Ada beberapa perusahaan menggunakan kedua metode biaya tersebut.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Mangasa Sinurat, Audrey Siahaan dkk. 2015. Akuntansi Biaya. Medan: Grand Media Medan

 


 

Buku Akuntansi Biaya Edisi 2, Terbitan IN MEDIA

 

A.    Pengertian akuntansi biaya

 

Ditinjau dari aktivitasnya, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan barang jadi (produk) atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu serta menafsirkan hasilnya. Apabila ditinjau dari fungsinya, akuntansi biaya dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan informasi biaya yang dapat dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajemen.

 

B.     Konsep Akuntansi biaya

 

Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak dan sebagainya. Ciri utama yang membedakan akuntansi biaya dengan akuntansi yang lain adalah kajian datanya. Akuntansi biaya mengkaji data biaya untuk digolongkan, dicatat, dianalisis dan dilaporkan dalam laporan informasi akuntansi. Akuntansi biaya pernah dianggap hanya berlaku dalam perusahaan manufaktur, tetapi pada saat ini setiap jenis dan ukuran organisasi memperoleh manfaat dari penggunaan akuntansi biaya. Misalnya akuntansi biaya yang digunakan institusi keuangan, perusahaan transportasi, firma jasa profesional, rumah sakit, lembaga pendidikan serta aktivitas pemasaran dan administratif dalam perusahaan manufaktur.

 

C.     Peranan Akuntansi Biaya

 

Akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan harga pokok penjualan yang dilaporkan di laporan laba rugi. Pandangan ini membatasi cakupan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan menjadi sekedar data biaya produk guna memenuhi aturan pelaporan eksternal. Definisi yang terbatas seperti itu tidak sesuai untuk masa sekarang dan tidak cukup menggambarkan kegunaan informasi biaya. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi serta membuat keputusan yang bersifat rutin dan strategis.

 

Pengumpulan, presensi dan analisis dari informasi mengenai biaya dan keuntungan akan membantu manajemen menyelesaikan tugas berikut:

·         Membuat dan melaksanakan rencana dan anggaran untuk operasi dalam kondisi- kondisi kompetitif dan ekonomi yang telah diprediksi sebelumnya. Suatu aspek penting dari rencana adalah potensi untuk memotivasi manusia untuk berkinerja secara konsisten dengan tujuan perusahaan.

·         Menetapkan metode perhitungan biaya yang memungkinkan pengendalian aktivitas, mengurangi biaya dan memperbaiki kualitas.

·         Mengendalikan kualitas fisik dari persediaan dan menentukan biaya dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan, untuk tujuan penerapan harga dan evaluasi kinerja dari suatu produk, departemen atau divisi.

·         Menentukan biaya dan laba perusahaan untuk satu tahun periode akuntansi atau untuk periode lain yang lebih pendek. Hal ini termasuk menemukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan sesuai dengan aturan pelaporan eksternal.

·         Memilih di antara dua atau lebih alternatif jangka pendek atau jangka panjang, yang dapat mengubah pendapatan atau biaya.

 

Akuntansi manajemen tidak sama dengan akuntansi keuangan. Berikut adalah perbedaan utama antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan

 

Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi. Contoh: menghitung biaya produk merupakan salah satu fungsi akuntansi biaya yang memenuhi kebutuhan akuntansi keuangan dalam menilai persediaan dan sekaligus kebutuhan akuntansi manajemen dalam membuat keputusan seperti memilih produk yang akan dipasarkan. Penekanan akuntansi biaya pada kalkulasi biaya bukan pada pengambilan keputusannya, penekanan akuntansi manajemen pada penciptaan alternatif dan pengambilan keputusan melalui pemilihan alternatif yang paling optimal menguntungkan perusahaan

 

 

 

Akuntansi Manajemen

Akuntansi Keuangan

Pemakai utama

Pihak internal (manajer organisasi)

Pihak eksternal (seperti investor, kreditor, bank, regulator)

Tujuan informasi

Membantu manajer mengambil keputusan untuk memenuhi tujuan organisasi

Mengkomunikasikan posisi keuangan organisasi ke pihak eksternal

Fokus dan penekanan

Berorientasi masa depan (anggaran untuk tahun 2015 disiapkan pada tahun 2014)

Berorientasi masa lalu (laporan mengenai kinerja tahun 2015 disiapkan pada tahun 2016)

Aturan pengukuran dan pelaporan

Pengukuran dan laporan internal tidak harus dibuat sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) tetapi didasarkan pada analisis biaya manfaat

Laporan keuangan harus disajikan sesuai dengan GAAP dan disahkan oleh auditor eksternal yang independen

Rentang waktu dan jenis pelaporan

Bervariasi mulai dari informasi per jam hingga satu sampai 20 tahun, berupa laporan keuangan dan laporan non keuangan mengenai produk, daerah, departemen dan strategi

Laporan keuangan tahunan dan interim report terutama mengenai perusahaan secara keseluruhan

Implikasi perilaku

Dirancang untuk mempengaruhi perilaku manajer dan karyawan lainnya

Terutama melaporkan kejadian- kejadian ekonomi tetapi juga mempengaruhi perilaku user karena kompensasi manajer sering didasarkan pada hasil keuangan yang dilaporkan

 

 

 

D.    Akumulasi Biaya

 

Peranan dasar dari beberapa sistem biaya adalah akumulasi biaya yang terdiri atas identifikasi, pengukuran dan pencatatan informasi biaya dalam kategori-kategori atau klasifikasi yang relevan. Akumulasi biaya (cost accumulation) adalah kumpulan data biaya yang diorganisir dalam beberapa cara dengan menggunakan sarana berupa sistem akuntansi. Setelah biaya diakumulasi, manajer dibantu akuntan manajemen membebankan biaya ke objek biaya untuk membantunya membuat keputusan strategis dan mengimplementasikan strategi. Pembebanan biaya (cost assignment) meliputi menelusuri akumulasi biaya yang mempunyai hubungan langsung dengan objek biaya dan mengalokasikan akumulasi biaya yang mempunyai hubungan tidak langsung dengan objek biaya. Istilah penelusuran biaya (cost tracing) digunakan untuk menggambarkan pembebanan biaya langsung ke objek biaya tertentu. Istilah alokasi biaya (cost allocation) digunakan untuk menggambarkan pembebanan biaya tidak langsung ke objek biaya tertentu. Kalkulasi biaya yang digunakan untuk membebankan biaya ke produk atau jasa adalah perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing), perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) atau dengan metode akumulasi biaya lainnya. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan proses akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.

 

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) dan perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) adalah dua metode akumulasi biaya yang paling banyak digunakan, dan keduanya memiliki beberapa aspek yang sama. Meskipun objek biaya final dari kedua metode ini adalah unit produksi, kedua metode berbeda secara mendasar dalam pendekatannya atas penelusuran biaya. Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, perhatian utamanya adalah penelusuran besarnya biaya pada pekerjaan, tumpukan barang, partai barang atau kontrak individual. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, perhatian utamanya adalah penelusuran besarnya biaya pada proses, pusat biaya atau departemen di pabrik. Selain perhitungan biaya berdasarkan pesanan dan perhitungan biaya berdasarkan proses ada juga blended method dimana bahan langsung diakumulasikan dengan menggunakan kalkulasi biaya pesanan sedangkan biaya konversi diakumulasikan dengan menggunakan kalkulasi biaya proses.

 

DAFTAR PUSTAKA

Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristanto dkk. 2014. Akuntansi Biaya Edisi 2. Bogor: In Media.